Kelompok 9 Cisco

Kelompok 9 ( Data Link Layer )

MAKALAH JARINGAN KOMPUTER

DOSEN : NAHOT FRASTIAN, M.Kom

TEKNIK INFORMATIKA

 

 

 

 Disusun oleh :

KELAS R3J

KELOMPOK 9

                                     1.      FAJAR NURHUDA                           (  201243501465 )

                                     2.     ALVIN  ZAIN MIFTAH                     ( 201243501468 )

                                    3.      INDRA FAJAR P                                ( 201243501436 )

 

 UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI ( UNINDRA )

JL.Nangka No.58c ( T.B.Simatupang ) Jagakarsa, Jakarta Selatan

Telp( 021 ) 78835283 – 7818718 Fax : ( 021 ) 78835283 Website : www.unindra.ac.id

 

KATA PENGANTAR

 Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Jaringan Komputer.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman – teman jurusan Sistem Informasi danbermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, Oktober 2013

 

 

  DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I

          Pendahuluan ………………………………………………………..

          Rumusan Masalah ………………………………………………….

          Tujuan ……………………………………………………………… 

Bab II

          Data Link Layer ……………………………………………………

          Masalah – Masalah Rancangan Data Link Layer ………………

          Protocol Jendela Geser (Sliding Window) ……………………….

          Media Access Control ……………………………………………..

Logical Link Control ………………………………………………

Contoh – contoh protokol data link layer ……………………….

Protocol Multiple Access ………………………………………….

Isue Data Link Layer Desain ……………………………………..

Apa yang dimaksud dengan Bridge ………………………………

Jaringan Satelit ……………………………………………………

Network Layer …………………………………………………….

Algoritma Routing …………………………………………………

Bab III

          Kesimpulan ………………………………………………………..

          Daftar Pustaka …………………………………………………….

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 1.1  Latar Belakang

OSI (Open System Interconnection)

OSI layer atau Protokol OSI (Open System Interconnections) adalah open system yang merupakan himpunan protokol yang memungkinkan terhubungnya dua sistem yang berbeda yang berasal dari underlying architecture yang berbeda pula. Jadi tujuan OSI ini adalah untuk memfasilitasi bagaimana suatu komunikasi dapat terjalin dari sistem yang bebeda tanpa memerlukan perubahan yang signifikan pada hardware dan software di tingkat underlying.

Tujuh lapisan dalam model ini adalah:
1.  Lapisan fisik (physical layer)

Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit. Pertanyaan yang timbul dalam hal ini adalah : berapa volt yang perlu digunakan untuk menyatakan nilai 1? dan berapa volt pula yang diperlukan untuk angka 0?. Diperlukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis? Apakah transmisi dapat diproses secara simultan pada kedua arahnya? Berapa jumlah pin yang dimiliki jaringan dan apa kegunaan masing-masing pin? Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah physical layer.

2.  Lapisan koneksi data (data link layer)

Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan kenetwork layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khusus untuk menyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.

3.  Lapisan jaringan (network layer)

Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.

4.  Lapisan transpor (transport layer)

Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.

Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini tidak terlihat oleh session layer.

Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai.

5.  Lapisan sesi (session layer)

Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.

Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan saluran pada suatu saat.

Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang token yang diijinkan melakukan operasi kritis.

Layanan session lainnya adalah sinkronisasi. Ambil contoh yang dapat terjadi ketika mencoba transfer file yang berdurasi 2 jam dari mesin yang satu ke mesin lainnya dengan kemungkinan mempunyai selang waktu 1 jam antara dua crash yang dapat terjadi. Setelah masing-masing transfer dibatalkan, seluruh transfer mungkin perlu diulangi lagi dari awal, dan mungkin saja mengalami kegagalan lain. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat menyisipkan tanda tertentu ke aliran data. Karena itu bila terjadi crash, hanya data yang berada sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang.

6.  Lapisan presentasi (presentation layer)

Pressentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan.

Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data. Kebanyakan pengguna tidak memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling bertukar data sperti nama orang, tanggal, jumlah uang, dan tagihan. Item-item tersebut dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan interger, bilangan floating point, struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana. Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lainnya dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya, ASCII dan Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan komplemen dua), dan sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan digunakan “pada saluran”. Presentation layer mengatur data-struktur abstrak ini dan mengkonversi dari representation yang digunakan pada sebuah komputer menjadi representation standard jaringan, dan sebaliknya.

7.  Lapisan aplikasi (application layer)

Application layer terdiri dari bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat ratusan jenis terminal yang tidak kompatibel di seluruh dunia. Ambil keadaan dimana editor layar penuh yang diharapkan bekerja pada jaringan dengan bermacam-macam terminal, yang masing-masing memiliki layout layar yang berlainan, mempunyai cara urutan penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan penghapusan teks, memindahkan sensor dan sebagainya.

 

 

1.2.      Rumusan Masalah

 

  1. Apa yang dimaksud dengan OSI
  2. Apa yang dimaksud dengan Data Link Layer
  3. Apa saja jenis layanan link layer
  4. Apa yang dimaksud Protocol jendela geser
  5. Apa yang dimaksud Bridge
  6. Apa itu LAN berkecepatan tinggi
  7. Apa yang dimaksud dengan jaringan satellite

 

1.3.      Tujuan

  1. Mengetahui jaringan OSI
  2. Mengetahui bagian lapisan dari OSI
  3. Mengetahui Data Link Layer
  4. Mengetahui Layanan Link Layer
  5. Mengetahui Protokol Multiple Access
  6. Mengetahui Standard IEEE 802 untuk LAN dan MAN
  7. Mengetahui protocol jendela geser (sliding window)
  8. Mengetahui contoh protocol data link layer

 

 

 

 BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1   Data Link Layer

 

Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang dianggap gagal. Lapisan ini juga berhubungan dengan frame dan MAC (Media Access Control). Layer Datalink memiliki dua buah sublayer, yaitu Media Acces Control (MAC) 802.3 dan Logical Link Control (LLC) 802.2. Switch berada pada lapisan ini. Contoh: PPP, SLIP, MTU, Ethernet.

        Tugas Link Layer

  1. 1.      memindahkan datagram dari satu node ke node berikutnya melalui individual link dalam bentuk frame.
  2. 2.      individual link; link antar node mungkin berbeda protokol, misalnya link pertama adalah ethernet,  berikutnya frame relay

Layanan Link layer

  1. 1.      Framing : membungkus (encapsulate) datagram ke bentuk frame sebelum ditransmisi
  2. 2.      Physical addressing : Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lainpada jaringan, maka data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.
  3. 3.      Flow control : Setiap node memiliki keterbatasan buffer, link layer menjamin pengiriman frame tidak lebih cepat dari pemrosesan frame pada penerima. Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka flow control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
  4. 4.      Access control : Jika 2 atau lebih device dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data link perlu menentukan device yang mana yang harus dikendalikan pada saat tertentu.
  5. 5.      Link Access : protokol Media Access Control (MAC) mengatur bagaimana frame ditransmisikan ke dalam link, seperti point-to-point atau broadcast
  6. 6.      Reliable Delivery : menjamin pengiriman datagram melalui link tanpa error
  7. 7.      Error control :  Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
  8. 8.      Error Detection; kesalahan bit akibat atenuasi sinyal atau noise dalam link, tetapi tidak meminta pengiriman ulang frame, dan frame yg salah akan dibuang
  9. 9.      Error Correction; link layer tidak hanya mendeteksi, tetapi juga mengkoreksi kesalahan, tidak semua protokol mampu melayani, tergantung protokol yang digunakan.

2.2    Masalah – Masalah Rancangan Data Link Layer

 

Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi penyediaan interface layanan-layanan baik bagi network layer, penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan error transmisi, dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan terbanjiri oleh pengirim yang cepat.

Kontrol Eror

Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.

Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :

1.  Forward Error Control

Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.

  1. 2.   Feedback (backward) Error Control

Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.

Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

  1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
  2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.

Metode Deteksi Kesalahan :

  1. Echo
    Metode sederhana dengan sistem interaktif .
    Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
  2. Error Otomatis
    Metode dengan tambahan bit pariti.
    Terdapat 2 cara :
    2.1  Pariti Ganjil (Odd Parity)
    Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit “1″ tiap karakter atau data ganjil.
    2.2  Pariti Genap (Even Parity)
    Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit “1″ tiap karakter atau data genap.

Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :

Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan.

Contoh-contoh protokol data link

HDLC (High Level Data Link Control)

Digunakan dalam jaringan X.25 Dengan  bit  pariti  dikenal  3  deteksi kesalahan,          yaitu:

  1. Vertical Redundancy Check / VRC

Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.

Contoh :
ASCII huruf “A” adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap

  1. Longitudinal Redundancy Check / LRC

LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.

DATA FLOW
longitudinal check

V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0

Gambar Longitudinal Redundancy Check

Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : ” Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya”.

Contoh :

Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0

Parity : 0 1 1 1 0

Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.

  1. Cyclic Redundancy Check / CRC

Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan). Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus. Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR)

2.3    Protocol Jendela Geser (Sliding Window)

Sebuah protokol jendela geser adalah fitur berbasis paket data transmisi protokol.  Sliding window protokol yang digunakan di mana diandalkan pengiriman-order paket yang diperlukan, seperti di Data Link Layer ( model OSI ) serta dalam Transmission Control Protocol (TCP).

Secara konseptual, setiap bagian transmisi (paket di sebagian lapisan data link, tetapi byte TCP) diberikan sebuah nomor urutan berturut-turut yang unik, dan penerima menggunakan angka untuk menempatkan paket yang diterima dalam urutan yang benar, membuang duplikat paket dan mengidentifikasi orang-orang yang hilang . Masalah dengan hal ini adalah bahwa tidak ada batasan pada ukuran nomor urut yang dapat diperlukan.

Dengan menempatkan batasan pada jumlah paket yang dapat dikirim atau diterima pada waktu tertentu, sebuah protokol sliding window memungkinkan jumlah yang tidak terbatas paket untuk dikomunikasikan dengan menggunakan nomor urut berukuran tetap. Istilah “jendela” di sisi pemancar merupakan batas logis dari jumlah paket belum diakui oleh penerima. Penerima menginformasikan pemancar dalam setiap paket pengakuan arus maksimum penerima ukuran buffer (window batas). The header TCP menggunakan sedikit lapangan 16 untuk melaporkan menerima ukuran jendela ke pengirim. Oleh karena itu, jendela terbesar yang dapat digunakan adalah 2 16 = 64 kilobyte. Pada mode slow-start, pemancar dimulai dengan hitungan paket rendah dan meningkatkan jumlah paket dalam setiap transmisi setelah menerima paket pengakuan dari penerima.

Untuk setiap paket ack diterima, jendela slide oleh salah satu paket (logis) untuk mengirimkan satu paket baru. Ketika ambang jendela tercapai, transmitter mengirimkan satu paket untuk satu paket ack diterima. Jika batas jendela adalah 10 paket maka dalam mode slow start pemancar dapat memulai transmisi satu paket diikuti oleh dua paket (sebelum mengirimkan dua paket, satu paket ack harus diterima), diikuti oleh tiga paket dan seterusnya sampai 10 paket. Tapi setelah mencapai 10 paket, transmisi lebih dibatasi untuk satu paket ditransmisikan untuk satu paket ack diterima. Dalam simulasi ini tampak seolah-olah jendela bergerak dengan satu jarak paket untuk setiap paket ack diterima. Pada sisi penerima juga jendela bergerak satu paket untuk setiap paket yang diterima. Geser Metode window memastikan bahwa kemacetan lalu lintas pada jaringan dihindari. Layer aplikasi masih akan menawarkan data untuk transmisi TCP tanpa khawatir tentang masalah kemacetan lalu lintas jaringan sebagai TCP pada pengirim dan sisi penerima menerapkan geser jendela buffer paket. Ukuran jendela dapat bervariasi dinamis, tergantung pada lalu lintas jaringan.

Untuk tertinggi throughput yang , penting bahwa pemancar tidak dipaksa untuk menghentikan pengiriman oleh geser protokol jendela awal dari satu round-trip waktu tunda (RTT). Batas pada jumlah data yang dapat dikirim sebelum berhenti untuk menunggu pengakuan harus lebih besar dari perkalian bandwidth-delay dari link komunikasi. Jika tidak, protokol akan membatasi efektif bandwith link.

Motivasi

Dalam setiap protokol komunikasi berdasarkan permintaan otomatis mengulang

untuk error control , penerima harus mengakui paket yang diterima. Jika pemancar tidak menerima pengakuan dalam waktu yang wajar, itu kembali mengirimkan data.

Sebuah pemancar yang tidak mendengar pengakuan tidak bisa tahu apakah penerima benar-benar menerima paket, itu mungkin bahwa itu hilang atau rusak dalam transmisi. Jika deteksi kesalahan mengungkapkan korupsi, paket akan diabaikan oleh penerima dan tidak ada pengakuan akan dikirim. Demikian pula, penerima biasanya pasti tentang apakah pengakuan yang sedang diterima. Ini mungkin bahwa pengakuan itu dikirim, tapi hilang atau rusak dalam medium transmisi. Dalam hal ini, penerima harus mengakui transmisi untuk mencegah data yang terus membenci, tetapi sebaliknya harus mengabaikannya.

 2.4    Media Access Control (MAC)

Media Access Control adalah sebuah metode untuk mentransmisikan sinyal yang dimiliki oleh node-node yang terhubung ke jaringan tanpa terjadi konflik.

Ketika dua komputer meletakkan sinyal di atas media jaringan (sebagai contoh: kabel jaringan) secara simultan (berbarengan), maka kondisi yang disebut sebagai “collision” (tabrakan) akan terjadi yang akan mengakibatkan data yang ditransmisikan akan hilang atau rusak. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menyediakan metode akses media jaringan, yang bertindak sebagai “lampu lalu lintas” yang mengizinkan aliran data dalam jaringan atau mencegah adanya aliran data untuk mencegah adanya kondisi collision.

2.5    Logical Link Control (LLC)

Logical Link Control (LLC) Adalah salah satu dari dua buah sub-layer dalam lapisan data-link, selain lapisan Media Access Control (MAC), yang di gunakan dalam jaringan Local Area Network (LAN). LLC merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802 dari protokolnya dibuat berdasarkan protocol High Level Data Link Control (HDLC). Kadang diimplementasikan pada lapisan LLC.

Fungsi lapisan MAC adalah mengkoordinasikan akses langsung terhadap lapisan fisik dengan tergantung metode media access controlnya, seperti Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection (CSMA/CD), Token Passing, atau Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance (CSMA/CA). LLC kemudian menggunakan layanan yang disediakan MAC ini untuk menyediakan dua jenis o
perasi yang berjalan di atas lapisan data-link ke lapisan jaringan yang berada di atasnya, yakniLLC1 (atau disebut juga LLC Type 1) yang digunakan untuk komunikasi secaraconnectionless dan LLC2 (atau disebut juga LLC Type 2) yang digunakan untuk komunikasi secara connection-oriented.

 

2.6    Contoh Protokol Data Link Layer

1)      Protokol HDLC (The High Level Data Link Control)

Protokol HDLC (The High Level Data Link Control) adalah protokol yang digunakan dengan WAN (Wide-Area Networks) yang secara luas dapat mengatasi kerugian-kerugian yang ada pada protokol-protokol yang berorientasi karakter seperti BiSynch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara Half-Duplex dan penggunaan karakter DLE untuk mendapatkan transparansi pesan.

Konfigurasi Protokol HDLC

Bingkai HDLC yang dikirimkan dapat berupa bingkai supervisor (supervisory frame) atau data pesan. Bingkai supervisor digunakan untuk konfirmasi penerimaan bingkai informasi secara benar, kondisi siap dan sibuk, dan untuk melaporkan urutan bingkai yang berisi kesalahan.

2)      Protokol PPP (Point to Point Protocol)

Protokol PPP (Point to Point Protocol) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket  jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN).  Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP)PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna.

Komponen Protokol PPP

PPP menyediakan metode untuk transmisi datagram lebih link point-to-point serial. PPP terdiri dari tiga komponen utama, yaitu sebuah metode untuk encapsulating datagrams atas link serial. PPP menggunakan The High Data Link Control (HDLC) .

 

protokol sebagai dasar untuk encapsulating datagrams lebih link point-to-point. PPP mempunyai 2 buah sublayer, yaitu :

1.   LCP (Link Control Protocol), untuk membangun, mengkonfigurasi, dan menguji koneksi data link.

2.   NCP (Network Control Protocol),  untuk menetapkan dan mengkonfigurasi protokol jaringan lapisan yang berbeda.

3)      Protokol Frame Layer

Frame Layer adalah protokol standar untuk LAN internet working  yang menyediakan metode cepat dan efisien dari transmisi informasi dari perangkat pengguna untuk jembatan LAN dan router.  Protokol Frame Relay menggunakan bingkai terstruktur mirip dengan LAPD, kecuali bahwa frame header diganti dengan header Frame Relay lapangan byte-2. The Frame Relay header berisi bidang-DLCI ditentukan pengguna, yang merupakan alamat tujuan dari bingkai. Ia juga berisi kemacetan dan status sinyal jaringan yang mengirimkan kepada pengguna. Frame Relay frame ditransmisikan ke tujuan dengan cara sirkuit virtual (jalur logis dari suatu titik yang berasal dalam jaringan) ke titik tujuan. Sirkuit Virtual mungkin permanen (PVC) atau diaktifkan (SVC)PVCadministratif ditetapkan oleh pengelola jaringan untuk koneksi point-to-point khusus; SVC ditetapkan di-oleh-panggilan dasar panggilan.

Keuntungan Frame Relay

Frame Relay menawarkan alternatif yang menarik untuk kedua saluran yang berdedikasi dan jaringan X.25 untuk menghubungkan LAN ke jembatan dan router. Keberhasilan protokol Frame Relay didasarkan pada dua faktor yang mendasari berikut :

  1.  Sirkuit virtual mengkonsumsi bandwidth hanya ketika mereka data transportasi. Sirkuit virtual yang dapat eksis secara bersamaan di sebuah saluran transmisi yang diberikan. Selain itu, masing-masing perangkat dapat menggunakan lebih dari bandwidth yang diperlukan, dan dengan demikian beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi.
  2. Peningkatan keandalan jalur komunikasi dan meningkatkan kecanggihan penanganan kesalahan pada akhir stasiun memungkinkan protokol Frame Relay untuk membuang frame yang salah dan karena itu menghilangkan kesalahan-memakan waktu proses penanganan.

Struktur Frame Relay

Standar untuk protokol Frame Relay telah dikembangkan oleh ANSI dan CCITT secara bersamaan. Spesifikasi LMI terpisah pada dasarnya telah dimasukkan ke dalam spesifikasi ANSI. Pembahasan berikut struktur protokol termasuk poin utama dari spesifikasi ini.

Frame Relay struktur rangka didasarkan pada protokol LAPD. Dalam struktur Relay Frame, frame header berubah sedikit berisi Data Link Connection Identifier(DLCI) dan bit kemacetan, di tempat alamat normal dan bidang kontrol.

Kemacetan eksplisit Pemberitahuan (ECN) Bits

Ketika jaringan menjadi padat ke titik yang tidak dapat memproses data transmisi yang baru, ia mulai membuang frame. Ini frame yang ditransmisikan ulang dibuang, sehingga menyebabkan kemacetan lebih. Dalam upaya untuk mencegah situasi ini, beberapa mekanisme telah dikembangkan untuk memberitahu pengguna perangkat di mulai dari kemacetan, sehingga beban yang ditawarkan dapat dikurangi.

Dua bit dalam header Frame Relay digunakan untuk sinyal perangkat pengguna yang sedang terjadi kemacetan pada baris: Mereka adalah Forward Explicit Congestion Pemberitahuan (FECN) bit dan Backward Explicit Congestion

Pemberitahuan (BECN) bit.The FECN diubah menjadi 1 sebagai sebuah frame dikirim hilir menuju lokasi tujuan ketika kemacetan terjadi selama pengiriman data. Dengan cara ini, semua node hilir dan pengguna perangkat terpasang belajar tentang kemacetan di telepon. The BECN berubah menjadi 1 dalam rangka perjalanan kembali ke sumber data transmisi pada jalur di mana kemacetan terjadi. Jadi node sumber diberitahu untuk memperlambat transmisi sampai kemacetan reda.

Laporan Link Layer Manajemen (CLLM)

Hal ini dapat terjadi bahwa tidak ada bingkai perjalanan kembali ke node sumber yang menyebabkan kemacetan. Dalam hal ini, jaringan akan ingin mengirim pesan sendiri untuk bermasalah node sumber. standar, bagaimanapun, tidak memungkinkan jaringan untuk mengirim frame sendiri dengan DLCI dari rangkaian virtual yang diinginkan.

Untuk mengatasi masalah ini, didefinisikan ANSI Link Layer Laporan Manajemen(CLLM).Dengan CLLM, sebuah DLCI terpisah (nomor 1023) disediakan untuk mengirimkan pesan kontrol lapisan link dari jaringan ke perangkat pengguna. Standar ANSI (T1.618) mendefinisikan format pesan CLLM. Ini berisi kode untuk penyebab kemacetan dan daftar semua DLCIs yang harus bertindak untuk mengurangi transmisi data mereka ke kemacetan yang lebih rendah.

2.7    Protokol Multiple Access

Pada model transmisi broadcast, semua node berkesempatan yang sama untuk mengirim dan menerima frame

Teknologi Link Wireless

  1. pembangunan=> teknologi frekuensi radio (RF) dan infra merah
  2. teknik akses teknologi RF=> Multiple Access FDMATDMA, dan CDMA

Klasifikasi Protokol Multiple Access

1.   Contentionless

Cara pengaksesan dimana waktu pengiriman user telah dijadwalkan untuk menghindari tabrakan paket data apabila beberapa user mengakses suatu kanal secara bersamaan.

Cara penjadwalan

1.1  Fixed Assigment Schedulling; protokol ini mengalokasikan bagian yg bersifat tetap ke setiap user, dapat berupa time slot (TDMA) atau frekuensi (FDMA)

1.2  Demand Scedulling; protokol ini mengalokasikan jaringan ke setiap user yang memiliki paket data yg akan dikirimkan, terbagi atas token passing yg bertopologi RING atau BUS dan roll-cal polling topologi STAR

2.   Contention

Waktu pengiriman dipilih secara acak dan tidak dilakukan penjadwalan pada transmisi paket sehingga tiap user bebas mengirim paket data kapan saja

Cara transmisi ContentionRepeated Random Access Protocol dan Repeated Random Access with Reservation

2.1.   Repeat Random Access

Protokol dengan metode ALOHA, slotted ALOHA, dan CSMA (Carrier Sense Multiple Access). Metode CSMA merupakan teknologi yang sesuai untuk mengetahui jumlah node yg aktif, sehingga tidak perlu rekonfigurasi protokol bila terjadi perubahan node.

Node mengirim data setelah terlebih dahulu melihat apakah ada node lain yang sedang mengirim data. Jika ada, maka node tersebut menunggu sampai node lain selesai mengirimkan datanya. Apabila terjadi tubrukan data yang merusak paket, seluruh node akan mengetahui dan pengiriman data akan diulang.

2.2    Random Access with Reservation

User yang berhasil mengirim paket data ke penerima, akan memperoleh kanal yang disebut reservasi, untuk pengiriman selanjutnya. Jika telah selesai, user akan menghentikan reservasi agar kanal dapat digunakan user lain.

Layer Data Link berkaitan dengan pengiriman lokal frame antara perangkat pada LAN yang sama. Data Link frame, sebagai unit-unit data protokol yang disebut, tidak melewati batas-batas jaringan lokal. Antar-jaringan routing dan global menangani adalah fungsi lapisan yang lebih tinggi, yang memungkinkan data protokol Link ke fokus pada pengiriman lokal, pengalamatan, dan arbitrase media. Dengan cara ini, lapisan Data Link analog dengan lingkungan polisi lalu lintas, ini berupaya untuk menengahi antara partai bersaing untuk akses ke medium.

Bila perangkat mencoba untuk menggunakan media secara bersamaan, tabrakan bingkai terjadi. Protokol Data Link menentukan bagaimana perangkat mendeteksi dan memulihkan dari tabrakan tersebut, dan dapat menyediakan mekanisme untuk mengurangi atau mencegah mereka.

Pengiriman frame oleh lapisan 2 perangkat dilakukan melalui penggunaan alamat hardware tidak ambigu. Sebuah sundulan frame berisi alamat sumber dan tujuan yang menunjukkan perangkat yang berasal frame dan perangkat yang diharapkan untuk menerima dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat hirarkis dan routable dari lapisan jaringan, lapisan 2 alamat yang datar, yang berarti bahwa tidak ada bagian dari alamat dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok logis atau fisik untuk alamat yang dimiliki.

Link data sehingga menyediakan transfer data di link fisik. Itu transfer dapat diandalkan atau tidak dapat diandalkan; banyak data protokol link tidak memiliki pengakuan penerimaan bingkai sukses dan penerimaan, dan protokol data link beberapa tidak mungkin bahkan memiliki bentuk checksum untuk memeriksa kesalahan transmisi. Dalam kasus-kasus, lebih tinggi tingkat protokol harus menyediakan flow control, error checking, dan pengakuan dan retransmission.

Dalam beberapa jaringan, seperti IEEE 802 jaringan area lokal, Layer Data Link dijelaskan secara lebih rinci dengan Media Access Control (MAC) dan Logical Link Control (LLC) sublayer, ini berarti bahwa IEEE 802.2 LLC protokol dapat digunakan dengan semua dari lapisan MAC IEEE 802, seperti Ethernet, token ring, IEEE 802.11, dll, serta dengan beberapa non-lapisan MAC 802 seperti FDDI. Lain data Link Layer protokol, seperti HDLC, diperinci mencakup sublayer, meskipun beberapa protokol lain, seperti Cisco HDLC, gunakan tingkat rendah framing HDLC sebagai lapisan MAC dalam kombinasi dengan lapisan LLC berbeda. Dalam ITU-T G.hn standar, yang menyediakan cara untuk menciptakan kecepatan tinggi (sampai dengan 1 Gigabit / s) jaringan area lokal menggunakan kabel rumah yang ada (saluran listrik, saluran telepon dan kabel koaksial), Layer Data Link dibagi menjadi tiga sub-lapisan (Protokol Aplikasi Konvergensi, dan Logical Link Control Kontrol Medium Access).

Dalam semantik dari arsitektur jaringan OSI, protokol Data Link Layer menanggapi permintaan layanan dari Network Layer dan mereka menjalankan fungsi mereka dengan mengeluarkan permintaan layanan ke layer Physical.

3.   Protocol CDMA

Berada di antara Contentionless dan Contention, dan dibedakan berdasarkan kode.

3.1   Kode digunakan untuk mentransformasikan sinyal user ke dalam spektrum

3.2   Beberapa sinyal spread spektrum akan tiba di penerima, dan penerima menggunakan kode yg sama untuk mentrasformasikan ke bentuk aslinya. Hanya sinyal yg diinginkan yg dapat ditransform, sedangkan sinyal lain dianggap noise dan diabaikan

 

4.   Channel Partitioning Protocol

4.1   TDM (TimeDivision Multiplexing)

4.2   FDM (Frequeny Division Multiplexing)

4.3    CDMA (Code Division Multiple Access)

  1. 5.       Random Access Protocol Ethernet
    Teknologi jaringan yang dibuat dan dipatenkan oleh perusahaan Xerox, pertama kali diusulkan oleh Robert Metcalfe pada tahun 1972

Beberapa hal tentang Ethernet

  1. Adalah implementasi metoda CSMA/CD
  2. Kecepatan transmisi sampai 10 Mbps (Ethernet), 100Mbps (Fast Ethernet), 1 Gbps (Gigabit Ethernet)
  3. Distandarkan oleh IEEE sejak 1978 dengan nama IEEE 802.3

2.8    Isue data link layer Desain

Layanan yang disediakan ke Network Layer

Layer Data Link dapat dirancang untuk menawarkan berbagai layanan. Layanan aktual yang ditawarkan dapat bervariasi dari sistem ke system. Tiga kemungkinan wajar yang biasanya disediakan adalah:

  1. Layanan Connectionless tidak diakui
  2. Layanan Connectionless diakui
  3. Berorientasi Layanan Koneksi diakui

Layanan Connectionless tidak diakui:

Ini terdiri dari memiliki mesin sumber mengirim frame independen untuk mesin tujuan, tanpa mesin tujuan mengakui mereka. Tidak ada koneksi didirikan sebelum tangan atau dilepaskan sesudahnya. Jika frame hilang akibat kebisingan di telepon, tidak ada usaha dibuat untuk memulihkan di Layer Data Link. Hal ini sesuai untuk Lalu Lintas Real Time (Data) seperti pidato, di mana data terlambat buruk maka data yang buruk.

Layanan Connectionless mengakui:

Ketika layanan ini ditawarkan belum ada koneksi digunakan tetapi setiap frame individual diakui. Dengan cara ini pengirim tahu apakah atau tidak sebuah frame telah tiba dengan selamat. Jika tidak datang dalam interval waktu tertentu, dapat dikirim lagi.

Layanan Koneksi diakui Berorientasi:

Layanan yang paling canggih yang Layer Data Link dapat memberikan ke layer Network Connection Layanan Berorientasi. Dengan layanan ini, sumber dan mesin tujuan membangun koneksi sebelum data ditransfer. Setiap frame yang dikirim melalui koneksi adalah nomor dan Layer Data Link menjamin bahwa setiap frame yang dikirim memang diterima. lebih jauh lagi menjamin bahwa setiap frame diterima tepat sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar.

2.9    APA YANG DIMAKSUD DENGAN BRIDGE DALAM JARINGAN KOMPUTER?

Bridge

Dalam internet yang menggunakan modem dsl, bridge ini berfungsi sebagai jembatan atau penghubung antara modem ke client. sebagai contoh antara modem dan klien dibuatkan sebuah server berupa PC server yg akan mengatur jalannya bandwidth ke klien, nah fungsi bridge disini adalah sebagai penghubung antara LAN card yg digunakan sebagai jaringan lokal dan LAN card yg digunakan sebagai Internet. bridge inilah yg bisa diisikan IP addres untuk server sehingga sharing file menjadi lebih mudah

 

Bridge adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda.

Karakteristik Bridge

Koneksi internet digunakan pada 1 PC saja, atau koneksi internet di-share dengan beberapa PC menggunakan server/access point.

Koneksi internet menggunakan pilihan paket quota, sehingga tidak selalu terhubung ke internet selama 24 jam.

Menginginkan kerja modem yang lebih ringan, karena jika koneksi di-share maka modem tidak dijadikan sebagai server untuk membagi bandwidth, sehingga modem lebih awet. Namun konsekuensinya, untuk membagi bandwidth diperlukan tambahan server/access point.

Dapat memisahkan jaringan yang luas menjadi sub jaringan yang lebih kecil.
Dapat mempelajari alamat, meneliti paket data dan menyampaikannya.
Dapat mengoleksi dan melepas paket-paket diantara dua segmen jaringan.
Dapat mengontrol broadcast ke jaringan.
Dapat merawat address table.

Keuntungan dan Kelemahan Bridge.

Bridge adalah sebuah relay atau interconnecting device yang bias digunakan untuk menyediakan beberapa kemampuan berikut.

Memperluas/menambah jarak dari network yang ada.
Menambah jumlah workstation pada network Mengurangi kemacetan traffic (dengan network partitioning)
Menyediakan koneksi ke network yang berbeda (misalnya Ethernet ke Token Ring).
Memindahkan data melalui intermediate network dengan protokol yang berbeda.

Kelemahan yang terjadi pada bridge

Bridge tidak bisa memblokir paket broadcast.

Menambah delay pada jaringan.

Jika alamat yang diterima tidak di kenal oleh bridge, maka akan di siarkan berita ke jaringan segmen lain dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya broadcast strom (badai siaran) yang efeknya dapat membuat jaringan macet total.

Walaupun dapat memiliki domain collision yang berbeda, tetapi peralatan bridge hanya memiliki satu broadcat domain.

 

Gambar.  Bridge

Cara Kerja:

  1. Bridge memetakan alamat Ethernet dari setiap node atau titik yang ada pada masing-masing segmen jaringan dan hanya memperbolehkan lalulintas data yang diperlukan melintasi bridge. Ketika menerima sebuah paket, bridge menentukan segmen tujuan dan sumber. Jika segmennya sama, paket akan ditolak, dan jika segmennya berbeda, paket paket diteruskan ke segmen tujuan. Dengan demikian bridge juga mencegah pesan rusak agar tidak menyebar keluar dari satu segmen.
  2. Bridge bekerja pada lapisan physical layer dan data link layer, sehingga akan mempengaruhi unjuk kerja LAN bila sering terjadi komunikasi sistem yang berada di LAN yang berbeda yang terhubung oleh Bridge.

2.9    JARINGAN SATELIT

Satellite merupakan alat dalam orbit bumi yang khusus untuk menerima atau menghantarkan  data secara nirkabel (tanpa kabel). berkomunikasi melalui frekuensi radio. Komunikasi satelit mirip dengan line-of-sight microwave (transmisi mengikuti garis lurus/LoS). hanya saja salah satu stasiunnya, yaitu satelit, mengorbit di atas bumi. Satelit berfungsi seperti antena dan repeater yang sangat tinggi. Satelit komunikasi merupakan stasiun Relay atau Repeater gelombang microwave yang diletakkan di angkasa. Satelit ini menerima sinyal radio dengan bidang frekuensi tertentu dari bumi setelah diperkuat dan diubah ke bidang frekuensi yang berbeda.

Komunikasi satelit ini banyak memberi keuntungan yaitu lebih banyak informasi yang dapat ditumpangkan dengan menggunakan Microwave frekuensi Gega Hertz, kemudian jangkauan pancarnya luas bahkan dapat menjangkau tempat-tempat terpencil. Satelit komunikasi digunakan untuk mengatasi kendala geografis, mudah, jaringan yang fleksibel dan murah dan cepat untuk menggelar jaringan. Di bandingkan wireless, wireless sulit dalam keadaan geografis, dan juga frekuensi gelombang yang transmitkan dapat terhalang oleh bangunan – bangunan ataupun gedung – gedung.

Media transmisi data dengan menggunakan satellite adalah sebuah interkoneksi komunikasi data dengan menggunakan satelit yang diletakan diluar muka bumi dengan ketinggian tertentu dimana pembawa sinyalnya menggunakan frequensi tertentu yang dipancarkan dari stasiun dimuka bumi dan dipantulkan oleh satellite untuk diarahkan ke permukaan bumi lainnya selama masih dalam coverage area satellite tersebut.

Untuk pelaksanaan komunikasi, satelit harus mengorbit atau mengelilingi bumi yang berotasi. Orbit yang digunakan adalah orbit Geosynchronous dimana dengan menggunakan orbit ini sebuah satelit dapat menjangkau sepertiga bagian bumi dengan ketinggian 36.000 Km (22.300 Miles) dari permukaan bumi, satelit yang mencapai ketinggian seperti ini memiliki lintasan yang mengelilingi bumi selama 24 jam sehingga akan selalu tampak diam terhadap suatu titik di permukaan bumi.

Satelit dengan menggunakan orbit ini sangat menguntungkan yaitu biaya untuk mengontrol satelit relatif lebih rendah dan hubungan tidak pernah putus. Satelit Intelsat dan Palapa adalah beberapa contoh satelit yang menggunakan orbit Geosynchronus.

Kelebihan Media Transmisi Satelit :

  1. 1.          Area coverage yang luas, jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global, bahkan dapat mencapai setengah dari permukaan bumi.
  2. 2.          VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit.
  3. 3.          Dapat Koneksi dimana saja. Tidak perlu terjadi LoS (Line of Sight) dan tidak ada masalah dengan jarak, karena garis lurus transfer data ke arah luar bumi jadi tidak terhalang oleh bangunan – bangunan/ letak geografis bumi.
  4. 4.          Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting.
  5. 5.          Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice (PABX), video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar dengan menyewa pada provider saja.
  6. 6.          Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router.
  7. 7.          Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
  8. 8.          Media transmisi satelite(VSAT) tidak akan bertabrakan dengan VSAT yang lain karena memiliki orbit masing – masing yang bersifat unik, jadi tidak mungkin sama. Sedangkan pada wireless, bisa saja terjadi tabrakan frekuensi dengan pengguna wireless yang lain atau frekuensi di daerah tersebut sudah penuh sehingga mengalami kesulitan.

Kelemahan yang terletak pada media transmisi wireless :

  1. 1.          Untuk melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.
  2. 2.          Harga relatif mahal karena menyewa dengan sebuah provider.
  3. 3.          Memakan tempat, terutama untuk piringannya/antenanya.
  4. 4.          Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
  5. 5.          Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan. Untuk daerah seperti Indonesia dengan curah hujan yang tinggi penggunaan Ku-band akan sangat mengurangi availability link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah daerah sub tropis dengan curah hujan yang rendah penggunaan Ku-Band akan sangat baik. Pemilihan frekuensi ini akan berpengaruh terhadap ukuran terminal yang akan dipakai oleh masing masing pelanggan. Dan juga, media transmisi satelite rentan terhadap cuaca, debu meteor/ debu angkasa, dan keadaan cuaca lainnya.
  6. 6.          Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi – satelit – matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik head-end/teleport maupun ground-segment biasa.
  7. 7.          Seringkali menembakan gas hydrazine (H2Z) agar rotasi satelit agar satelit stabil di orbit, satelit perlu beberapa kali di kalibrasi agar tetap pada orbitnya.

Berdasarkan ulasan – ulasan tersebut, maka terlihat perbandingan media transmisi wireless dan satellite. Kelemahan/kelebihan media transmisi wireless/satellite itu dilihat dari kebutuhan dan keperluan pelanggan/suatu perusahaan tersebut, kemudian dilihat dari sisi pembangunan jaringannya, tempat lokasinya (letak geografis), devicenya dan sisi lainnya. Media transmisi wireless lebih murah dibandingkan media transmisi satellite. Kebanyakan media transmisi wireless digunakan dalam koneksi di tempat umum dan ada juga cabang – cabang perusahaan. Kebanyakan media transmisi satelite (VSAT) digunakan untuk koneksi dalam perusahaan besar. Dilihat dari sisi latency, media transmisi satelite lebih tinggi latency-nya di banding wireless. Kemudian, satelite tidak memperhatikan jarak, jauhnya jarak tidak mempengaruhi, sedangkan pada wireless jarak mempengaruhi frekuensi transmisi data. Pada wireless semakin tinggi gelombang radio maka semakin tinggi bandwidth tetapi jarak semakin pendek. Untuk lokasi, sangat tidak dimungkinkan menggunakan media transmisi wireless di sekitar bangunan atau gedung – gedung tinggi. Hal ini terkesan tidak efektif jika menggunakan media transmisi wireless karena dapat terjadi nLoS ataupun NLoS.

Dilihat dari segi device yang digunakan. Pada satelite transmisi langsung dari satelite, sedangkan media transmisi wireless tergantung device yang digunakan (access point, radio link,dll). Pada satelite menggunakan hub. Pada media transmisi wireless, menggunakan device access point (AP) untuk transmit data, sedangkan media transmisi satelite langsung transmit data dari satelite (VSAT LINK), ada pula menggunakan hub. AP biasanya memiliki daerah cakupan sampai 100 meter, yang biasanya disebut cell atau range. Sehingga untuk jangkauan (area coverage), media transmisi satelite dapat menjangkau lebih jauh dibanding media transmisi wireless. Kemudian, baik media transmisi wireless ataupun satelite memiliki sistem kerja dengan frekuensi yang berbeda.

2.10  Network layer

Network layer adalah Lapisan tingkat tiga dari model OSI, lapisan ini mengatur penetapan alamat-alamat jaringan (alamat software) yang unik bagi perangkat-perangkat di dalam jaringan. Dan menyediakan suatu bentuk ‘panduan’bagi data untuk berpindah dari satu titik ke titik yang lainya di dalam jaringan. Olehkarenanya protokol-protokol muting beroperasi pada lapisan ini.

Fungsi

Tiga fungsi utama :

1.    Path Determination : menentukan rute yang ditempuh paket dari sumber ke tujuan(Routing algorithms)

2.    Switching : memindahkan paket dari input router ke output router

3.    Call Setup : beberapa arsitektur jaringan mensyaratkan router call setup sepanjang jalur sebelum data dialirkan

Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table static yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Network layer juga berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer.

Cara Kerja Network

Segmentasi

Ada dua alasan penting mengapa multiple network diperlukan. Berkembangnya ukuran sebuah jaringan serta berkembangnya jumlah jaringan. Perkembangan sebuah LAN, MAN, WAN membutuhkan sebuah metode untuk membagibagi jaringan besar tersebut menjadi jaringan-jaringan kecil. Hal ini disebuat dengan network segments. Dengan segmentasi maka menjadikan setiap grup-grup jaringan membutuhkan sebuah pengalamatan yang berbeda yang mengidentifikasikan jaringannya.

Internet adalah kumpulan dari segment-segment jaringan yang berhubungan, bertujuan untuk sharing informasi. Sebagai contoh kita memiliki jaringan yang bernama jaringan Universitas Negeri Yogyakarta. Didalamnya terdapat website http://www.uny.ac.id. Kemudian di Amerika ada jaringan yang namanya jaringan MIT. Suatu saat seorang siswa yang menggunakan computer pada jaringan MIT ingin melihat isi dari website http://www.uny.ac.id. Bagaimana caranya agar komputer di MIT bisa mengakses halaman web http://www.uny.ac.id di Yogyakarta? Caranya adalah dengan menghubungkan jaringan Universitas Negeri Yogyakarta kesalah satu ISP di Yogya dan MIT menghubungkan diri ke ISP di Amerika. ISP adalah sebuah perusahaan yang memberikan akses intrenet dan menghubungkan segment-segment jaringan. Peralatan yang digunakan oleh ISP adalah alat yang bekerja pada Network Layer yaitu router

Masalah Rancangan dalam Network Layer

Packet switching dengan store & forward

  1. Host memiliki paket yang dikirimkan ke router terdekat (lewat LAN atau P2P link)
  2. Paket di-store di router tersebut sampai terkirim lengkap dan bisa diverifikasi
    1. Kemudian paket di-forward ke router berikutnya sepanjang lintasan hingga sampai ke destination

Lingkungan protokol Network Layer

Layanan untuk Transport Layer

Goal:

  1. Layanan harus independen terhadap teknologi router
  2. Transport Layer harus tertutup terhadap jumlah, jenis dan topologi router yang ada
  3. Network address yang tersedia untuk Transport Layer harus menggunakan pengkodean yang seragam (termasuk antar LAN dan WAN)

Network Layer harus menyediakan

salah satu dari:

  1. Layanan Connection-oriented – Internet Community
  2. Layanan Connectionless – TelCo

Implementasi Layanan Connectionless

  1. Paket dimasukkan ke subnet satu-per-satu dan independen satu sama lain
  2. Tidak perlu set-up di awal
  3. Paket sering disebut datagram (analogi telegram)
  4. Subnetnya disebut subnet datagram
  5. Algoritma routing diperlukan untuk mengelola tabel dan mengambil pilihan routing
  6. Lintasan antara source dengan destination harus dibentuk sebelum data bisa dikirimkan
  7. Koneksi ini disebut virtual circuit (VC) sebagai analogi sirkuit sistem telepon
  8. Ketika koneksi telah terbentuk, semua data melewati lintasan yang sama
  9. Route digunakan untuk semua lalu lintas data melalui koneksi tersebut, sama persis seperti sistem telpon
  10. Ketika koneksi diputus, maka VC juga terhenti.
  11. Dengan VC, setiap paket mengandung identifier VC
  12. Konflik yang ada bisa dihindari
  13. Router memiliki kemampuan mengganti inditifier koneksi untuk outgoing packet (disebut label switcing)

Perbandingan VC dan Datagram

Trade-off antara memory space router dan bandwidth

  1. Paket VC hanya berisi nomor sirkuit dan bukan destination address yang lengkap
  2. Jika paket kecil, address yang panjang jadi overhead dan membuang bandwidth
  3. VC perlu space memory router untuk menyimpan table.
  4. Biaya ditentukan oleh perbandingan harga srkuit komunikasi dan memory router

Trade-off waktu setup dan waktu parsing address

  1. VC perlu setup koneksi di awal, tetapi ini relatif lebih mudah dilakukan
  2. Dalam Datagram, prosedur pencarian yang dilakukan relatif lebih rumit

Space table yang diperlukan dalam memory router

  1. Subnet Datagram perlu sebuah entry untuk setiap destination yang mungkin
  2. Subnet VC hanya perlu sebuah entry untuk setiap VC yang terbentuk

2.11  Algoritma routing

Algoritma routing adalah bagian algoritma dari perangkat lunak network layer yang bertanggung jawab untuk menentukan jalur mana yang menjadi jalur transmisi paket. Jika subnet tersebut menggunakan datagram secara internal, keputusan ini harus selalu dibuat setiap kali paket datang. Tetapi jika subnet tersebut menggunakan rangkaian virtual secara internal, keputusan routing ini hanya diambil pada waktu penetapan rangkaian virtual yang baru, sesudah itu paket data tinggal mengikuti rute yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap algoritma routing memiliki sifat-sifat seperti kebenaran, kesederhanaan, kekokohan, kestabilan, kewajaran dan keoptimalitas. Algoritma routing harus dapat menyesuaikan diri atau bertahan terhadap perubahan-perubahan dalam topologi dan lalu lintas data. Gambare: Routing Algorithms

Algoritma routing dapat dibagi menjadi dua kelas

o Algoritma nonadaptive tidak mendasarkan keputusan routing pada keadaan lalu lintas data dan topologi jaringan saat ini. Pemilihan jalur komunikasi yang digunakan antarmesin pada algoritma iniditentukan dari awal dan ditanamkan ke router pada saat jaringan diaktifkan. Algoritma routing ini disebut juga static routing.

o Algoritma adaptive menentukan jalur komunikasi berdasar kondisi jaringan saat ini, seperti topologi yang digunakan dan juga kondisilalu lintas data. Algoritma adaptive (dynamic routing) memperoleh informasi untuk proses routing secara lokal, dari router terdekat atau dari semua router yang ada dijaringan.Dua hal yang penting yang menguntungkan dari adaptive routing adalah :

1.Strategi routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user

2. Strategi adaptif dapat membantu kendali lalulintas. Akan tetapi, strategi ini dapat menimbul-kan beberapa akibat, misalnya :

o Proses pengambilan keputusan untuk menetap-kan rute menjadi sangat rumit akibatnya beban pemrosesan pada jaringan meningkat.

o Pada kebanyakan kasus, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang dikumpulkan pada satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat.

o Strategi adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat.

Kategori Strategi Adaptif dapat dibagi menjadi :

– Isolated adaptive : informasi lokal, kendali ter-distribusi.

– Adaptive : informasi dari node yang berdekatan, kendali terdistribusi.

– Adaptive : informasi dari seluruh node, kendali terpusat.

Algoritma Routing terdiri dari dua metode

Forward Search Algrithm

Forward search algorithm dinyatakan sebagai menentukan jarak terpendek dari node awal yang ditentukan ke setiap node yang ada. Algoritma diungkapkan dalam stage. Dengan k buah stage, jalur terpendek node k terhadap node sumber ditentukan. Node-node ini ada dalam himpunan N. pada stage ke ( k+1 ), node yang tidak ada dalam M yang mempunyai jarak terpendek terhadap sumber ditambahkan ke M. sebagai sebuah node yang ditambahkan dalam M, maka jalur dari sumber menjadi terdefinisi

Backward Search Algortihm

Menentukan biaya terkecil yang diberikan node tujuan dari semua node yang ada. Algoritma ini juga diproses tiap stage. Pada setiap stage, algoritma menunjuk masing-masing node. Definisi yang digunakan : N = himpunan node yang terdapat pada jaringan. D = node tujuan I ( i,j ) = seperti keterangan di atas. C2 ( n ) = biaya dari jalur biaya terkecil dari n ke D yang dihasilkan ketika algortma dikerjakan.

Backtracking adalah algoritma yang berbasis pada algoritma DFS (Depth-First Search) yang dapat mencari solusi sebuah persoalan dengan lebih mangkus. Algoritma ini dapat menemukan solusi sebuah persoalan tanpa perlu memeriksa semua kemungkinan solusi dan hanya mempertimbangkan pencarian yang mengarah kesolusi.Algoritma Backtracking merupakan algoritma yang berbasiskan DFS (Depth First Search). Yang dilakukan oleh algoritma ini adalah mencari kemungkinan solusi dengan menelusuri hingga node terdalam. Kemudian dilakukan perjalanan kembali dengan melalui node-node calon solusi yang telah dikunjungi untuk menemukan jalur solusi lain yang lebih sesuai. Dengan kata lain, algoritma ini akan melakukan pencarian solusi secara berurutan dari jalur solusi satu ke jalur solusi lain. Namun akan berhenti bila solusi yang sesuai telah ditemukan.

Prinsip Kerja Algoritma Backtracking

Backtracking menggunakan prinsip DFS untuk mencari sebuah solusi persoalan. Ruang solusi diorganisasikan dalam struktur pohon dengan simpul pohon menyatakan status persoalan.Algoritma backtracking mencari solusi dengan menelusuri pohon dengan prinsip DFS. Di setiap simpul yang dikunjungi, algoritma akan mengecek apakah lintasan yang tercipta mengarah ke solusi (memenuhi fungsi pembatas). Jika lintasan tidak mengarah ke solusi,simpul tersebut akan ‘dibunuh’ dan menjadi simpul mati.Simpul mati ini tidak akan diperluas lagi. Jika pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati, proses pencarian akan membangkitkan simpul anak yang lain. Bila tidak ada lagi simpul anak yang dapat dibangkitkan,pencarian solusi dilanjutkan dengan melakukan runutbalik(backtrack) ke simpul hidup terdekat, yaitu orang tua. Simpul ini akan menjadi expand-node yang baru.Pencarian akan berhenti bila solusi sudah ditemukanatau tidak ada lagi simpul hidup untuk runut-balik. Algoritma backtrackingsecara signifikan memperbaiki kompleksitas algoritma yang dijumpai pada algoritma brute force. Jika jumlah simpul dalam pohon ruang status adalah 2n atau n!, maka pada kasus terburuk, backtrackingmemerlukan waktu O(p(n)2n) atau O(q(n)n!) dengan p(n)dan q(n) adalah polinom derajat n yang menyatakan waktu komputasi setiap simpul [3].Sama seperti algoritma Brute-Force, prinsip dasar algoritma Backtracking adalah mencoba semua kemungkinan solusi yang ada. Perbedaan utamanya adalah pada konsep dasarnya, yaitu pada Backtracking semua solusi dibuat dalam bentuk pohon solusi (tree), dan kemudian pohon tersebut dan ditelusuri secara DFS (Depth First Search) sehingga ditemukan solusi terbaik yang diinginkan.

Misalkan pohon di atas menggambarkan solusi dari suatu persoalan. Jika kita ingin mencari solusi dari A ke E, maka jalur yang harus ditempuh adalah (A-B-E). Demikian juga untuk solusi-solusi yang lain. Algoritma Backtracking akan memeriksa jalur secara DFS, yaitu dari solusi terdalam pertama yang ditemui yaitu solusi E. Jika ternyata E bukanlah solusi yang diharapkan, maka pencarian akan dilanjutkan ke F. Jalur yang harus dilalui untuk bisa mencapai E adalah (A-B-E) dan untuk mencapai F adalah (A-B-F). Kedua solusi tersebut memiliki jalur awal yang sama, yaitu (A-B). Jadi, daripada memeriksa ulang jalur dari A kemudian B, maka jalur (A-B) disimpan dulu dan langsung memeriksa solusi F. Untuk kasus pohon yang lebih rumit, cara ini dianggap lebih efisien daripada jika menggunakan algoritma Brute-Force.

Analisis Penerapan Algoritma Backtracking

Algoritma routing yang berdasar pada teknik pencarian graf telah terbukti memberikan fleksibilitas yang paling baik Jika digunakan metode exhaustive traversal, paket data dikirim melalui semua node yang dapat dikunjungisampai node tujuan ditemukan. Dengan metode ini, sebuah node pada jaringan dapat dikunjungi lebih darisatu kali, sehingga dapat menghasilkan beban yang tidakperlu bagi jaringan. Pendekatan yang dilakukan untuk mencegah redundansikunjungan paket data ke sebuah node adalah dengan menyimpan informasi status pada header pesan yang dikirim. Misalkan sebuah paket mempunyai struktur (RTD,message). adalah vektor n-bit yang berfungsi sebagairouting tag. Jika bit pada terdefinisi, maka paket data harus melalui dimensi i. Jika R = 0, maka paket data telahmencapai tujuan. TD adalah himpunan dimensi yang telahdilalui oleh paket data. Pada host sumber, TD diinisialisasi dengan nilai 0. Selama perjalanan, setiap melalui nodeantara sumber dan tujuan, nilai dan TDdiperbaharui. Proses routing pada titik-titik antara (intermediate node)melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalahmentransmisikan paket data melalui jalur terpendek (shortest path) ke node tujuan. Jika jalur tertutup oleh komponen (node host) yang cacat, maka himpunan dimensi yang pernah dilalui oleh paket data sampai saatini dapat digunakan untuk menghitung alamat semua nodeyang pernah dilalui oleh paket data ini

Awalnya, paket data akan melalui dimensi 0 untukmencapai node 0011, kemudian melalui dimensi 1 untukmencapai node 0001. Kerusakan pada jalur komunikasi yang seharusnya dipilih, yaitu jalur dari 0001 ke 0101 dandari 0001 ke 1001 menyebabkan paket data terkirim kenode 0000. Di node 0000, kerusakan terdeteksi pada dua jalur komunikasi. Daftar dimensi yang telah dilalui olehpaket data tersimpan pada header paket. Daftar ini dapatdigunakan untuk menyusun ulang semua node yang telah dilalui paket data. Dari informasi ini, node 0000 dapatmenentukan bahwa node 0010 pernah dilalui oleh paketdata. Hal ini menyebabkan node 0000 untuk melalukanbacktrack dengan mengirim ulang paket data ke node0001. Di node 0001, semua kemungkinan jalur telahdiperiksa sehingga menyebabkan paket data backtrack kenode0011 dengan isi pesan (1110, [0, 1, 0, 0, 1],message). Algoritma routing pada node0011 akan memilih dimensi terkecil untuk melakukan pergerakanmenuju node tujuan, yaitunode 2, sehingga paket yangdikirim ke node 0111 berisi (1010, [0, 1, 0, 0, 1, 2],message).Node 0111 akan memilih dimensi 1 danmengirim pesan (1000, [0, 1, 0, 0, 1, 2,1], message) kenode 0101. Node 0101 kemudian mengirim paket data kenode 1101 yang merupakan node tujuan.

Contoh Deklarasi

j, n, h : integer

Algoritma:

if R = 0 then node tujuan sudah tercapai

for j := 0 to n – 1 and not b do begin

I if notVisited(getNode(rj)) then

kirim (⊕ ei, TD&j, message ) melalui dimensi j.

stop()

endif

endfor

if notFault(min(R)) and notVisited(getNode(min(R)))

then

begin

kirim (⊕ eh, TD&h, message ) melalui dimensi h.

stop()

endif

if node saat ini memperoleh paket dari node dengan

dimensi then begin

kirim ulang (⊕ eg, TD&g, message ) ke node sebelumnya {backtrack kenode sebelumnya}

endif

Penggunaan Backtracking

Algoritma Backtracking digunakan untuk membuat Artificial Intelligence padaboard games seperti catur, othello, dan checker. Dengan algoritma ini dapat dibuat pohon solusi sampai dengan kedalaman tertentu dari current status, dan dipilih solusi yang dapat membantu user menemukan langkah-langkah yang nantinya akan menghasilkan pohon solusi yang menguntungkan bagi user. Cara ini dipakai sebagaiArtificial Intelligence yang digunakan untuk menyelesaikan dynamic problem. Beberapa contoh penggunaan dari algoritma Backtrack dari suatu masalah statik adalah untuk memecahkan masalah N-Queen problem dan Maze Solver.

N-Queen problem adalah permasalahan di mana user harus mencari cara bagaimana meletakkan bidak Queen catur sebanyak n buah pada papan catur atau pada papan berukuran nxn sedemikian rupa sehingga tidak ada satu bidakpun yang dapat memakan bidak lainnya hanya dengan 1 langkah (1 gerakan). Meskipun ada kemungkinan terdapat lebih dari satu cara untuk mendapatkan solusinya, tetapi tidak perlu dilakukan proses pencarian untuk mendapatkan semua solusinya. Untuk beberapa kasus tertentu perlu dilakukan pencarian terhadap semua solusi sehingga dapat dipilih satu solusi terbaik.

Maze solver adalah permasalahan di mana user harus mencari cara agar bisa keluar dari suatu maze (labirin). Pada maze sederhana di mana field yang dibentuk dapat direpresentasikan dalam bentuk biner dan pada setiap petak terdapat maksimal 4 kemungkinan : atas, kiri, bawah, dan kanan. Untuk masalah ini biasanya solusi pertama yang ditemukan bukanlah solusi optimal seperti yang diharapkan, sehingga harus dilakukan pencarian terhadap semua kemungkinan solusi agar didapatkan solusi terbaik.

Kegunaan Bactraking

  • Algoritma Backtracking sangat berguna untuk mencari jumlah solusi jalur kombinasi yang diperlukan untuk mendapatkan solusi optimal.
  • Algoritma Backtracking juga mudah diimplementasikan dengan bahasa pemrograman yang mendukung pemanggilan fungsi/prosedur rekursif.
  • Untuk persoalan yang memiliki kemungkinan solusi yang kompleks seperti permainan catur, sebaiknya kedalaman pohon dibatasi sehingga tidak memakan waktu yang lama.
  • Untuk alokasi memori yang akan dipakai untuk menyimpan langkah-langkah penyelesaian sebaiknya menggunakan dynamic array, karena sebagian besar program yang menggunakan algoritma ini menghasilkan solusi yang tidak dapat diprediksi.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1     KESIMPULAN

  • Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.
  • Sebuah protokol jendela geser adalah fitur berbasis paket data transmisi protokol.  Sliding window protokol yang digunakan di mana diandalkan pengiriman-order paket yang diperlukan, seperti di Data Link Layer ( model OSI ) serta dalam Transmission Control Protocol (TCP).
  • Secara konseptual, setiap bagian transmisi (paket di sebagian lapisan data link, tetapi byte TCP) diberikan sebuah nomor urutan berturut-turut yang unik, dan penerima menggunakan angka untuk menempatkan paket yang diterima dalam urutan yang benar, membuang duplikat paket dan mengidentifikasi orang-orang yang hilang.
  • Media Access Control adalah sebuah metode untuk mentransmisikan sinyal yang dimiliki oleh node-node yang terhubung ke jaringan tanpa terjadi konflik.
  • Logical Link Control (LLC) Adalah salah satu dari dua buah sub-layer dalam lapisan data-link, selain lapisan Media Access Control (MAC), yang di gunakan dalam jaringan Local Area Network (LAN).

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

www.chamet.blogspot.com/2009/03/1.html

www.emmospot.wordpress.com/about-panic-at-the-disco/pengertian-osi-dan-lapisannya/

www.wanditurnip.blogspot.com/2009/06/deteksi-dan-koreksi-kesalahan.html

www.id.wikipedia.org

www.rendy1412.blogspot.com/2010/07/logical-link-control-llc.html

Kelompok 2 Cisco

DOSEN JARINGAN KOMPUTER

nahot

DOSEN                           : NAHOT FRASTIAN, M.KOM
MATA KULIAH         : PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
PROGRAM STUDI   : TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA

Kelompok 10 Cisco

z

Kelompok 8 Cisco

z

Kelompok 7 Cisco

Kelompok 7

z

 

 

z

Kelompok 6 Cisco

z

Kelompok 5 Cisco

Kelompok 5

z

 

 

z

 

 

z

 

 

z

 

 

z

 

 

z

Kelompok 4 Cisco

Kelompok 4

z

z